Hakikat adalah Fakta atau Kenyataan yang Sebenarnya

Hakikat adalah Fakta atau Kenyataan yang Sebenarnya


Esensi adalah tentang makna atau makna, bukan tentang apa yang terjadi. Asal kata “hakikat” berasal dari bahasa Arab “Al-Haqq” yang artinya “benar”. Arti hak, yang merupakan kata dasar dari esensi, adalah kebenaran, milik, adat, atau keberadaan yang nyata.

Secara harfiah, haqiqa adalah sesuatu, puncak atau sumber (asal) sesuatu. Esensi biasanya sering dikaitkan dengan sufi. Penasaran apa itu entitas menurut Islam? Yuk simak penjelasannya berikut ini,

BACA JUGA: Membaca niat ganti jabatan beserta tata cara dan undang-undangnya

Definisi menurut KBBI

Topik utama

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ada dua pengertian kata entitas, antara lain:

  1. Hakikat atau dasar, misalnya yang menaruh intisari ajaran Islam ke dalam hatiku
  2. Bahkan (pada kenyataannya), misalnya, mereka pada dasarnya adalah orang baik.

Ketika membahas etimologi bahasa, esensi memiliki sinonim seperti prinsip dan dasar. Jadi, apakah esensi sama dengan esensi atau pemahaman inti? Simak uraian berikut ini.

Realita Menurut Islam

yang benar adalah
pixabay

Secara harfiah, esensi atau entitas adalah puncak atau sumber (asal) sesuatu. Dalam dunia sufi, esensi adalah aspek lain dari syari’at, eksoteris atau lahir dari aspek batin.

Secara terminologi, esensi dapat diartikan sebagai rahasia terdalam dari segala perbuatan, esensi syariah dan akhir dari jalan yang dilalui oleh para sufi. Sedangkan esensi dalam Islam adalah makna atau kebenaran yang terdalam dari amalan dan petunjuk yang ada dalam syariat dan ajaran Islam.

Dapat disimpulkan bahwa entitas atau esensi adalah kalimat atau ungkapan yang digunakan untuk menunjukkan makna sebenarnya atau makna paling mendasar dari sesuatu, seperti objek atau pikiran. Namun, ada beberapa ekspresi yang sering digunakan dalam kondisi tertentu, sehingga menjadi semacam konvensi.

BACA JUGA: Kisah nabi Lot dan orang-orang Sodom yang menyukai maksiat

Baca juga  Pengertian, Macam, Fungsi & Tujuannya

Pengertian esensi menurut para sufi

yang benar adalah
iStock

Setelah mengetahui pengertian hakekat menurut KBBI dan menurut pandangan Islam, bagaimana para sufi melihat hakikat? Para sufi menentukan bahwa esensi adalah rahasia terdalam dari semua perbuatan, esensi Syariah dan akhir dari jalan yang ditempuh dalam hidup.

Esensinya adalah makna terdalam dari amalan dan petunjuk yang ada dalam Syariah dan Thariqa. Jadi esensinya adalah aspek lain dari Syariah, eskoterik, yang berasal dari jiwa. Esensi dari apa yang disebut kebenaran adalah makna terdalam dari amalan dan petunjuk yang ada dalam Syariah dan Thariqa. Inilah makna esensi dalam dunia sufi atau Islam.

Dalam dunia tasawuf, ilmu hakikat merupakan hasil capaian atau tahapan-tahapan sufi dalam proses mendekatkan diri kepada Allah SWT. Seorang sufi yang telah mencapai Makrifah akan memperoleh pengetahuan tentang esensi setelah jilbab menyembunyikan atau menjadi pemisah antara dia dan Tuhannya.

BACA JUGA: Niat sholat haji beserta tata cara dan doa yang dibaca

Memahami Kebenaran Secara Umum

kebenaran
iStock

Realitas adalah apa yang membuat sesuatu terjadi. Dengan kata lain dapat dirumuskan bahwa esensi adalah unsur utama yang memanifestasikan sesuatu.

Esensi itu sendiri mengacu pada faktor utama, yang lebih mendasar dan wajib. Alam selalu ada dalam keadaan alami yang tidak berubah.

Dimana tanpa faktor-faktor dasar tersebut, sesuatu tidak akan berarti dalam bentuk yang kita sajikan. Karena esensi adalah faktor utama yang harus ada, esensinya tidak dapat disangkal. Kodrat manusia adalah makhluk yang memiliki energi batin yang mampu menggerakkan kehidupannya untuk memenuhi kebutuhannya.

Contoh penggunaan istilah esensi menurut karakter

yang benar adalah
cakNun.com
  1. Emha Ainun Najib, seniman, binaragawan, penyair dan intelektual dari Indonesia
Baca juga  20 Resep Bekal Sehat yang Praktis Tanpa Ribet, Dijamin Enak!

“Esensi kehidupan bukanlah pada apa yang kita ketahui, bukan pada buku yang kita baca, atau pada kalimat yang kita ucapkan, tetapi pada apa yang kita lakukan, yang paling dalam mengakar di hati, jiwa, dan inti kehidupan kita.” .

  1. Abdurrahman Wahid, Presiden ke-4 Indonesia

“Bukankah masalah keilahian itu sulit? Mungkin ini memang sengaja dipersulit oleh Tuhan agar kita dituntut untuk selalu mencari esensi-Nya, meski tak pernah tercapai. Yang penting adalah usahanya, bukan hasil yang mutlak.”

  1. Pangeran Diponegoro, pahlawan nasional Indonesia

“Hidup dan mati ada di tangan Allah. Takdir memang tidak bisa dihindari, tapi hidup harus terus berjalan. Proses kehidupan adalah esensi, dan hasil akhirnya hanya syariah. Gusti Allah akan menilai keikhlasan perjuangan manusia dan bukan hasil akhirnya. Bahkan jika Anda harus menghadapi kematian, itu berarti mati syahid di jalan Tuhan.”

  1. Tere Liye, penulis Indonesia

“Jangan terlalu terpaku pada hasil, nanti kita akan melupakan hakikat sukses yang sebenarnya.”

“Jangan mengejar seseorang terlalu keras, milikilah, nanti kita tidak akan pernah mengerti sifat sebenarnya dari memilikinya.”

“Jangan terlalu mengejar kemenangan, trofi, trofi, maka kita akan melupakan esensi permainan.”

“Jangan mengejar hidup terlalu keras, secara materi, nanti kita akan melupakan esensi hidup itu sendiri dan lupa menjalaninya dengan rasa syukur.”

  1. Abraham H. Maslow, psikolog AS

“Kehidupan spiritual adalah bagian dari kodrat manusia. Ini adalah karakteristik yang menentukan dari sifat manusia, yang tanpanya sifat manusia tidak sepenuhnya manusia.”

  1. Sigmud Freud, psikiater dari Austria

Sebenarnya, ketidaksadaran adalah yang benar-benar psikis; sifat batiniahnya sama tidak kita ketahui dengan realitas dunia luar, dan ia dikomunikasikan secara tidak sempurna kepada kita melalui data kesadaran, seperti halnya dunia luar melalui indikasi indra kita.

  1. Merry Maeta Sari, penulis Indonesia
Baca juga  6 Contoh Essay Menarik yang Bisa Kamu Jadikan Referensi

“Kami tahu bahwa Anda mungkin ragu-ragu tentang pernikahan ini. Kalian sudah dewasa. Ayah berpikir kamu bisa bertanggung jawab atas apa yang kamu pilih. Kalian sudah memilih pernikahan ini, jadi cobalah untuk lebih mengenal dan memahami satu sama lain. Inilah inti dari pernikahan. Jangan mencoba bermain-main dengan ikatan pernikahan!”

  1. Abdul Somad, pengkhotbah dari Indonesia

“Bentuk syukur yang sederhana adalah dengan mengucapkan ‘Maha Suci Allah’ Alhamdulillahirobbil alamin. Segala puji hanya bagi Allah.” Namun sebenarnya, inti dari Syukur adalah bahwa setiap nafas yang kita hembuskan harus selalu dalam “ketaatan” kepada Allah SWT.

  1. Nicholas Sparks, penulis AS

“Keajaiban, betapapun sulit untuk dijelaskan atau dipercaya, adalah nyata dan dapat terjadi tanpa pengaruh sifat alami kehidupan.”

  1. Yahya ibn Mu’adz al-Razi, Sufi Muslim dan murid Ibn Karram

“Esensi cinta adalah apa yang tidak dapat dikurangi dengan kejahatan dan tidak dapat ditingkatkan dengan kebaikan.”

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa esensi adalah makna atau makna, dan bukan apa yang terjadi. Nama lain dari esensi adalah asas, landasan, etika, dan juga asas. Banyak tokoh besar yang sering menggunakan kata “alam”, seperti budayawan Chak Nun, serta penulis buku “Tere Liye”.

Ingin punya bulan tanpa repot? aplikasi super larutan! Mulai dari kebutuhan pokok hingga kebutuhan rumah tangga ada. Selain harga yang murah, Sedulur juga bisa merasakan kenyamanan berbelanja dengan ponsel. Anda tidak perlu keluar rumah, produk Anda akan langsung dikirim.

Bagi Anda yang memiliki toko kelontong atau kios, Anda juga dapat berbelanja dalam jumlah besar atau grosir melalui aplikasi super. Harga dijamin lebih murah dan keuntungan akan lebih tinggi.




https://wvmuseums.org