Baru-baru ini ada beberapa kasus intimidasi di jejaring sosial, yang menjadi bahan diskusi dan perhatian publik. Hal ini tentu saja menimbulkan keresahan di masyarakat.
Untuk lebih memahami perilaku ini, ayocari tahu apa itu intimidasipenyebab dan cara mengatasinya!
Ringkasan:
- Mencari perilaku intimidasi tidak sempit karena ada beberapa penyebab yang menyebabkan kondisi ini.
- Tidak hanya pada anak-anak, perilaku intimidasi Ini juga dapat terjadi pada orang dewasa, terutama di lingkungan kerja.
Memahami intimidasi
intimidasi adalah perilaku yang menyakitkan baik secara fisik maupun mental. intimidasi dapat dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang terhadap orang lain.
Kasus ini biasanya terjadi di lingkungan sekolah, di tempat kerjaatau kelompok sosial lainnya.
Perbuatan ini sering dilakukan oleh orang yang secara fisik lebih kuat atau kedudukannya lebih tinggi dari korban. Jjuga sering mengincar korban yang lebih lemah darinya.
Menyebabkan intimidasi
Ada beberapa faktor yang melatarbelakangi perilaku tersebut. Biasanya terkait keinginan seseorang untuk mendapatkan kekuasaan dan kendali atas orang lain.
Berikut faktor penyebabnya intimidasi Apa yang perlu Anda ketahui:
Faktor Keluarga #1
Tahukah teman-teman keuangan saya, bahwa penjahat ini mungkin memiliki masalah di lingkungan keluarga. Entah itu bersama orang tua atau orang terdekat di rumah.
Bisa jadi dia mengalami stres di rumah. Jadi daripada melakukan aktivitas tersebut di luar rumah.
Dengan kata lain, ada kemungkinan pelaku memiliki konflik tertentu dengan keluarga. Jadi dia mencari keselamatan di luar.
#2 Lingkungan sekolah
Sering dijumpai di lingkungan sekolah. pelakunya bisa jadi siswa atau mungkin guru yang tidak sadar melakukan hal-hal buruk.
Tidak cukup di sekolah menyadari Masalah ini membuat korban trauma, namun pelakunya masih buron.
Jadi, penjahat biasanya menerima hadiah atas perilakunya. Bahkan, tidak jarang siswa lain di-bully.
[Baca Juga: Sekolah Ramah Anak: Pengertian, Tujuan, Prinsip, dan Contoh Programnya]
# 3 Faktor kelompok sebaya
Faktor selanjutnya adalah berada dalam kelompok teman. Ini terjadi sebagai upaya untuk membuktikan bahwa penjahat bisa menembus lingkaran pasti.
#4 Kondisi lingkungan sosial
Lingkungan sosial bisa juga menjadi penyebabnya. Salah satu penyebab yang sering terjadi adalah faktor kemiskinan.
Mereka yang berada pada tingkat ekonomi rendah lebih berisiko intimidasi. Hal ini karena kesenjangan antara siswa jelas.
#5 acara TV dan media cetak
Kedua hal ini juga bisa menjadi penyebabnya. Studi tersebut menemukan bahwa 56,9% anak-anak meniru adegan yang mereka tonton.
Ada banyak di sini menonton di TV yang semuanya tidak bisa dikurasi, yang positif dan negatif. Namun secara umum, mereka meniru 64% gerakan dan 43% kalimat.
Jenis intimidasi Sering terjadi
Ada banyak jenis perilaku seperti itu, yang sering dijumpai dalam berbagai kondisi kehidupan. apa pun? Lihat penjelasan di bawah ini:
#1 Kontak fisik langsung
intimidasi fisik sebagian besar waktu. Sebagai contoh, menendang, memukul, meraih, meludah dan mencakar.
# 2 Kontak verbal langsung
Verbal biasanya merupakan langkah pertama menuju kekerasan lain. Contoh, mengkritik, memfitnah, mengintimidasi, dll.
3. Perilaku nonverbal langsung
intimidasi tindakan non-verbal biasanya merupakan tindakan gabungan intimidasi fisik dan lisan. Beberapa kegiatan yang termasuk dalam kategori ini adalah: mempermalukan, mencemooh, mengancam, lainnya.
# 4 Perilaku non-verbal tidak langsung
intimidasi Tipe ini biasanya menghindari perhatian orang lain karena itu bukan bentuk perilaku yang sangat mencolok.
Jenis bentuk ini tidak langsung antara manipulasi, isolasi, pengiriman surat kalenglainnya.
#lima Perundungan siber
Cyberbullying biasanya terjadi melalui media sosial atau dunia maya. Bentuknya juga bisa bermacam-macam.
Tindakan mungkin termasuk menyerang korban di media sosial, fitnah, intimidasi melalui videolainnya.
[Baca Juga: Hindari Cyberbullying, Yuk Bijak Berinternet!]
Pengaruh intimidasi
Hal ini tidak bisa kita anggap remeh karena perilaku tersebut dapat berdampak negatif bagi korban. Secara mental dan fisik, seseorang dapat langsung merasakan dampaknya.
Berikut adalah beberapa efek yang mungkin dialami korban:
# 1 Masalah psikologis
Korban sering mengalami masalah psikologis ketika diserang oleh pelaku. Dampak yang dirasakan korban antara lain trauma, depresi, dan gangguan makan.
Pengaruh intimidasi Hal itu juga dapat menyebabkan penurunan rasa percaya diri korban dan membuat aktivitasnya menjadi tidak produktif.
[Baca Juga: Apa Itu Mental Breakdown? Yuk Ketahui Ciri-cirinya!]
#2 Gangguan Masalah kesehatan
intimidasi dapat menimbulkan masalah kesehatan bagi korban. Misalnya, hingga tekanan darah tinggi, sesak napas, hingga gangguan pencernaan.
#3 Artis intimidasi Mungkin memiliki masalah emosional
Bukan hanya korban, pelaku intimidasi sadar atau tidak akan dipengaruhi oleh perbuatannya.
pidana intimidasi sebagai aturan, ini adalah mereka yang memiliki masalah kesehatan mental. Oleh karena itu, sisi emosionalnya akan terguncang.
Jika korban mengambil langkah lebih lanjut atau melakukan tindakan hukum, maka pelaku dapat dituntut. Hal inilah yang akan membuat mentalnya semakin labil.
[Baca Juga: Menjaga Kesehatan Mental Anak ala Kate Middleton]
Hukuman bagi penjahat intimidasi
Berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 82 Tahun 2015, pelaku intimidasi atau intimidasi dapat diberikan dua jenis sanksi.
Sanksi tersebut dapat berupa sanksi lisan, tertulis atau sanksi pendidikan lainnya.
pidana intimidasi juga dapat diancam dengan UU No. 35 Tahun 2014 yang mengatur pidana penjara paling lama 3 tahun 6 bulan atau denda paling banyak Rp 72 juta.
Selain itu, UU No. 11 Tahun 2008 secara khusus menjelaskan tentang hukuman bagi pelaku perundungan siber dapat dihukum penjara paling lama 6 tahun atau denda Rp 6 miliar.
Bagaimana menghadapi pelanggar intimidasi
intimidasi Anda dapat mengatasinya dengan beberapa cara. Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini:
Pencegahan #1 Melalui Anak
Menghadapi intimidasi Anda dapat melakukan dimulai dengan pemahaman atau pengetahuan Pada anak-anak.
Anda juga dapat mengajari anak Anda langkah-langkah yang harus dia ambil jika dia memperhatikan perilaku tersebut. intimidasi Di sekitar mereka. Misalnya mengintervensi, menjauhkan korban dari pelaku dan melaporkannya.
#2 Pencegahan Melalui Keluarga
Di pihak orang tua juga perlu meningkatkan keharmonisan dalam lingkungan keluarga. Caranya adalah dengan memperkuat pola asuh.
Anak-anak juga bisa menjadi Anda mengajarkan untuk menumbuhkan rasa percaya diri, meningkatkan keberanian dan mengajarkan etika.
Dengan cara ini, anak dapat bertindak dengan tepat ketika mereka melihat perilaku buruk atau intimidasi di lingkungannya.
[Baca Juga: Bund, Inilah 10+ Cara Mengajari Anak Membaca yang Efektif!]
#3 Pencegahan melalui sekolah
Sebagai tempat belajar, sekolah juga harus membuat siswa merasa aman di sekolah. Hal ini dilakukan untuk mencegah bullying.
Pencegahan dapat dilakukan dengan menggunakan contoh komunikasi yang baik antara guru dan siswa.
Misalnya dengan mengadakan pertemuan rutin dengan orang tua siswa dan memberikan layanan konseling.
#4 Pencegahan melalui komunitas
Masyarakat juga dapat memainkan peran tidak langsung dalam perilaku manusia. Oleh karena itu, diperlukan lingkungan menyadari dan mengurus tindakan intimidasi.
#5 Rehabilitasi
Terakhir, kita bisa melakukan pencegahan dengan rehabilitasi. Hal ini dilakukan sebagai upaya pendekatan atau pemulihan dari korban dan pelaku.
Diharapkan kondisi mental korban dapat pulih seperti semula. Adapun bagi pelaku diharapkan sadar dan tidak lagi melakukan perbuatannya.
Kami berusaha memberikan yang terbaik untuk anak-anak kami
Sahabat keuangan, sebagai orang tua, kita tentu tidak mengharapkan anak menjadi pelaku atau korban perilaku. intimidasi.
Oleh karena itu, kita harus memberikan perhatian khusus pada perkembangan anak, khususnya di era sekarang ini.
Selain belajar di rumah bersama orang tua, kita juga harus memberikan pendidikan yang lebih baik di sekolah. Meski memang, ada sejumlah pengeluaran yang harus kita persiapkan.
Oleh karena itu, orang tua perlu merencanakan dana pendidikan yang matang untuk buah hati tercinta. Bahkan dengan mempertimbangkan fakta bahwa anak tersebut belum memasuki usia sekolah.
Untuk bisa mempersiapkan pendidikan anak di masa depan, teman-teman keuangan bisa membaca e-book Bebas Kami sedang mempersiapkan masa depan yang lebih baik untuk anak-anak.
Jika dalam prosesnya terdapat kendala terkait perencanaan keuangan. Jangan ragu untuk berdiskusi langsung dengan orang 1 untuk 1 bersama perencana keuangan keuangan saya klik spanduk di bawah ini untuk memesan konsultasi.
Apakah teman-teman keuangan punya komentar tentang informasi kali ini? Silakan tulis di kolom komentar dan bagikan artikel tersebut kepada keluarga Anda dan keluarga dekat untuk mengetahui perilaku ini. Terima kasih.
Editor: Ari A. Santosa
Sumber:
- Aditya Mardiastuti. 11 September 2022 Pengertian bullying: jenis, penyebab dan cara mengatasinya. Detikjabar – http://bit.ly/3YHMh3m
- Yephta Christopherus Asiya Sanjaya. 16 September 2022 Memahami pengertian bullying, jenis, penyebab, akibat dan cara mengatasinya. Kompas – http://bit.ly/3v5kooe